Dai Cilik Ingin Jadi Guru


Nadhiyatus Sholihatul, Anak Asuh Panti Asuhan Al-Islahiyah, Suko, Tuban
Di usianya yang masih sangat muda, Nadhiyatus Sholihatul telah mengukir segudang prestasi dalam dunia dakwah sebagai dai cilik. Terlalu dini mungkin menyebutnya sebagai profesi, karena gadis mungil ini ternyata masih ingin melanjutkan sekolahnya sampai berhasil meraih cita-citanya menjadi seorang guru.
Nadhia – sapaan akrab putri pasangan alm Parkum Arifin dengan Nur Eka Wati itu – dilahirkan di Tuban 15 Desember 1994. Baru saja menginjak usia satu setengah tahun ia harus menyandang yatim, karena ayahandanya meninggal dunia akibat kecelakaan di Jakarta. Hal itu tentu saja meninggalkan kesedihan yang teramat dalam bagi Nadhia, karena tidak mempunyai kesempatan melihat wajah sang ayah barang satu kali saja.
”Ayah meninggal, waktu itu saya berumur satu setengah tahun dan tidak pernah bertemu dengan ayah saya,” ucapnya pelan. Namun, kesedihannya itu terhapus semenjak ia masuk panti asuhan Al-Islahiyah kelas 6 SD. Sebab, di panti itu Nadhia menemukan sosok ayah baru yang mampu membesarkan hati dan memotivasi dirinya agar tetap semangat dalam belajar. Ayah itu tak lain adalah sang pengasuh Panti Asuhan Al-Islahiyah sendiri. ”Saya selalu taat, patuh pada pengasuh, karena beliau adalah ayah saya juga,” katanya. Sedangkan Nur Eka Wati, ibu kandung Nadhia, saat ini bekerja di Jakarta semenjak Nadhia dititipkan di PA. Al-Islahiyah, sehingga jarang sekali mereka bisa bertatap muka, paling-paling dalam setahun cuma dua kali. Itu pun ketika Hari Raya Idul Fitri dan ketika pergantian tahun. ”Ibu pulang kalau hari raya dan tahun baru,” akunya.
Di tempat itulah Nadhia yang dianugerahi bakat berpidato sejak kelas 3 SD itu terus berlatih di sela-sela kesibukannya belajar dan mengaji di panti. Ia asah kemampuannya dalam bimbingan dan arahan ustadz-ustadz yang ada. ”Kalau sekarang saya tidak nggrogi lagi, sudah terbiasa,” ucapnya tegas. Selama ini Nadhia memang tak pernah ketinggalan mengikuti berbagai perlombaan pidato, tercatat dua kali Nadhia ambil bagian di lomba PILDACIL di PP. Langitan Widang Tuban, dua kali itu pula ia menyandang sebagai juara. Begitu pula ketika lomba PILDACIL yang diadakan oleh Radio Bojonegoro, ia pun keluar sebagai juara, dan masih banyak lagi lomba PILDACIL tingkat desa maupun kecamatan, yang sudah bisa dipastikan keluar sebagai pemenangnya adalah Nadhia. Selama itu pula, nama Nadhia dikenal sebagai dai cilik tidak hanya oleh masyrakat sekitar, namun beberapa kota di luar Tuban sudah pernah disinggahi Nadhia kecil untuk menunjukkan kemampuannya berceramah. “Saya sering diundang untuk mengisi acara pengajian. Kemarin diundang di Kediri,” ujar gadis manis yang mengidolakan Uje (Ustadz Jefri Al-Buchori) itu.
Apa yang membuat Nadhia tertarik di dunia dakwah ini? Da’i cilik itu menerangkan, bakat yang dimilikinya sejak kecil merupakan sebuah anugerah dan pemberian dari Allah SWT. Ketika menyadari dirinya punya bakat di bidang itu, ia jadi serius mempelajari cara dan metode berpidato yang cocok. Ia pun harus merelakan waktu senggangnya guna melatih diri. Alasan lainnya, ia merasa prihatin dengan kondisi masyarakat sekarang yang banyak meninggalkan ajaran-ajaran agama. ”Biar orang-orang kembali ke jalan yang benar,” tukasnya.
Tampaknya dunia dakwah yang kini dilakoninya tak mengurangi sedikit pun konsentrasi belajar Nadhia. Gadis kecil berperawakan kurus itu tetap fokus mempertahankan nilai-nilai raportnya. Nadhia berharap kelak bisa menjadi seorang guru. Untuk itulah ia memacu semangat belajarnya agar nanti bisa melanjutkan sekolah hingga berhasil menjadi seorang guru. ”Cita-cita saya menjadi guru,” katanya optimis. Gadis dua bersaudara itu mengeluarkan uneg-unegnya, nanti ketika berhasil, ia ingin membuat orangtuanya bangga, dan mampu menyenangkannya. ”Saya ingin balas budi,” ujar Nadhia berjanji. (fan)

Comments :

0 komentar to “Dai Cilik Ingin Jadi Guru”

Posting Komentar

 

Sobat Yatim

Join the Mailing List
Enter your name and email address below:
Name:
Email:
Subscribe  Unsubscribe